Jumat, 20 Juni 2014

“19 Bulan 20 Hari Mencari Pasangan”


Selamat siang blogger² yang saya hormati dan saya kagumi. Saya ingin bercerita tentang perjalanan saya mencari pasangan. Jadi jika anda pernah merasakan hal yang sama dengan saya, tolong di tanggapi dengan baik. Atau hanya sekedar ingin membaca silahkan saja, dan jadikan cerita ini sebagai contoh di perjalanan anda mencari pasangan/cinta.


Di mulai dari : 15 Okt 2012, ketika itu saya mempunyai seseorang yang saya cintai & saya menerima segala kekurangan dia. Awal perkenalan saya dengan dia berawal dari teman saya sebut saja A. Si A ini baik & peduli sekali terhadap saya. Ketika saya belum makan terkadang dia suka mentraktir saya makan/makan di rumahnya jika keluarganya sedang masak. Walapun terkadang saya malu untuk menerima tawarannya. Itu pun hanya “TERKADANG” bukan berarti tiap hari dia menawarkan. Oke sampai di situ dulu saya jelaskan kebaikan si A. Lanjut ke perkenalan saya dengan dia (yang saya cintai) sebut saja B. Menurut saya si B ini tipe wanita yang manja, tidak mandiri, tidak pengertian, dan EGOnya besar. Akan tetapi saya dapat menerima semua sifatnya si B yang tidak baik untuk suatu hubungan. Yap, awal tanggal di atas itu (15 Okt 2012) adalah tanggal saya berkenal dengan dia melalui HP yang di berikan teman saya si A. Sebelumnya si A ini ingin mempertemukan saya dengan si B akan tetapi si A ini sibuk tidak dapat membagi waktunya. Jadi saya di suruh si A untuk berusaha sendiri berkanalan dengan si B melalui HP atas nama si A. Dan setelah di berikan nomer HP si B, saya langsung SMS si B dengan kata² “Hai, ini B ya? Gue temannya A” awalnya tidak di tanggapi dengan baik, si B pun membalas SMS saya dengan kata² singkat & acuh. Wajar saja tidak di tanggapi dengan baik “TAK KENAL MAKA TAK SAYANG” akhirnya saya tahu peribahasa itu memang benar adanya. Singkat cerita saya ada janji dengan si B bertemu untuk pertama kalinya. Saya jemput dia sekitar 10 blok dari rumahnya. Mungkin si B malu dengan keluarganya “Alasan yang logis”. Setibanya di tempat tujuan (Taman) saya mengobrol dengan si B di temani makanan kecil & minuman (Jajanan yang ada di sekitar Taman). Berawal dari tanya jawab seputar kehidupan masing² sampai ke bagian pribadi (Pacar). Jadi si B cerita ke saya bahwa dia sedang “SINGLE” sudah 6 bulan lamanya. Begitu pun sebaliknya saya bercerita tentang pribadi saya. Awalnya saya tidak tahu sifat sebenarnya si B ini yang saya sebut tadi “Manja, Tidak Mandiri, Tidak Pengertian & EGOnya besar”. Sesudahnya bercerita panjang lebar dengan si B, tidak banyak basa basi lagi saya mengungkapkan perasaan saya kepadanya. Si B pun kaget dan terdiam dia berkata “Apa secepat ini?” saya membalas perkataannya dengan kata² “Kalo ga sekarang gue ungkapin, gue takut lo lebih dulu di miliki orang lain. Gue ga egois ko, lo boleh pikir² dulu terserah lo butuhnya berapa hari. Asal jangan kelamaan hehee…” dan B berkata “Oke, nanti gue pikir² dulu ya” saya pun mengerti akan hal yang spontan keluar dari mulut saya (Saya merasa terlalu dini untuk mengungkapkan perasaan saya) Saya itu mudah jatuh cinta ketika saya sudah merasa cocok & nyaman dengan seseorang. Hari pun sudah sore, maghrib pun akan segera tiba. Saya dan B bergegas untuk pulang. 4 Hari kemudian si B SMS saya dengan kata² “Nanti sore bisa ketemu ga?” saya balas “Ya, Jam 3 sore gue udh pulang kerja” Jadi profesi saya dulu itu Operator Warnet. Tiba jam 4 sore, saya bertemu dengan si B untuk kali kedua seperti biasa saya tunggu 10 blok dari rumahnya. Di perjalanan si B ingin saya berjalan² sekitar “Jakarta” terlebih dahulu hanya untuk sekedar melihat². Setelah puas dengan jalan²nya si B berkata kepada saya untuk segera ke tempat waktu “KITA” ngobrol (Taman). Sampai di taman jam 5 sore seperti biasa saya membeli jajanan kecil & minuman yang ada di sekitar taman untuk teman ngobrol “KITA”. Saya sampai lupa, jadi si B ini masih sekolah kelas XII (3 SMK). Awal pembuka obrolan si B terlebih dahulu, dia menceritakan tentang sekolahnya dia. Saya pun menanggapinya dengan baik & memberi masukan yang baik². Si B bercerita tentang tugasnya dia di sekolah & dia berkata “Tahun depan udah UN ga kerasa” Dia cerita Bla Bla Bla… panjang lebar dan saya berkata kepada B “Santai aj, anggap aja setelah UN lo dpt hadiah yang selama ini lo inginin/idam²in” saya memberi sugesti kepadanya agar bisa menghadapi UN dengan perasaan senang & bahagia walaupun “UNnya itu masih lama”. Setelah bercerita tentang sekolahnya dia, saya balik menanyakan soal perasaan saya yang waktu itu pernah saya ungkapkan. Si B pun berkata “Ohya, gue lupa” (Jelas sudah, dari awal saja dia hanya mementingkan perasaannya saja dan bodohnya saya itu tidak begitu “sadar” akan sifatnya yang EGO). Lalu dia berkata “Apa lo yakin? Dengan perasaan lo itu?” lalu saya menjawab “Ya, gue yakin karna gue serius & ga main²” si B berkata “Oke. Gue mau dan gue terima. Dia juga bilang I LOVE YOU TOO (sambil tersenyum dan menatap muka saya)” Hahaa… senangnya… saya tidak sangka saya di terima walaupun memakan waktu 4 hari untuk berpikir. 19 Okt 2012 “KITA” resmi pacaran, awal punya hubungan baru pasti selalu kasmaran perasaaan pun selalu bahagia terus. Singkat cerita hubungan kita baru berjalan 2 minggu 3 hari. Si B mulai mengeluarkan sifat² yang saya sebutkan di awal cerita “Manja, Tidak Mandiri, Tidak Pengertian & EGOnya besar” saya mulai merasa tidak tahan dengan sifat²nya itu. Coba anda bayangkan, saya di suruh jemput dia pulang sekolah (Jadi si B SMS saya dia bilang kangen ingin ketemu) tapi di sisi lain saya sedang bekerja. Dia minta di jemput jam setengah 1 siang sedangkan saya pulang jam 3 sore “MANA BISA” saya jemput. Saya sarankan si B agar naik angkutan umum saja (Karna angkutan umum di jalur sekolahnya dia ada yang arah ke tempat kerja saya). Dia tetap tidak mau, maunya saya yang jemput (Sumpah, Kesel banget sama sifatnya yang tidak pengertian & tidak mandiri itu). Akhirnya saya yang mengalah, saya meminta tolong nitip “Server” kepada teman saya yang kebetulan sedang main game online di tempat saya bekerja. Segere saya jemput dia di depan sekolahnya, saya lihat mukanya dia itu tidak ada senyumnya sama sekali “Cemberut” saja. Di perjalanan saya berkata kepada si B “Kamu harusnya ngertiin aku dong, ini kan lagi jam kerja. Kalo kamu sayang sama aku harusnya kamu naik angkutan umum ke tempat kerja aku” si B berkata “Jadi kamu ga niat mau jemput aku?” saya kaget LHO? Saya berkata “Kalo ga niat, ngapain aku bela²in jemput kamu jauh² begini sampe² kabur dari jam kerja aku. Kamu pikir dong, jangan langsung menjudge aku gitu aja” si B pun diam tak bersuara sepanjang jalan. Tiba sampai di sekitar rumahnya, dia bilang “Berenti (Sambil menarik jaket saya) di sini aja aku turunnya jangan sampai depan rumah nanti mama liat”. Lalu dia turun tidak bilang terima kasih/apapun yang menyenangkan hati saya. Dia langsung jalan begitu saja tanpa ucapan. Saya terima sifatnya dengan lapang dada dan sambil “Mengelus dada saya, Sabarr…”. Malam hari kemudian dia SMS ke saya untuk melanjutkan persoalan yang tadi siang itu (Soal Jemput). Saya berpikir (Kalo memang ingin bertemu kenapa saya hanya mengantarkan dia pulang ya?) bodohnya saya “Jadi si B hanya ingin sekedar di jemput lalu di antar pulang tidak ada niatan untuk bertemu saya”. Seburuk itu sifat EGOnya dia. Di dalam SMS percakapan saya dengan si B tegang dan berseteru (Marah²). Akhir SMS dia berkata “Ya sudah, kita putus aja” lalu saya menjawab “Ya sudah, kalo memang itu mau kamu” (Keputusan si B tepat sekali, karna saya juga sudah tidak tahan dengan sifatnya) Saya dan si B resmi putus “06 Nov 2012” Itulah akhir dari cerita saya dengan si B, sampai sekarang pun saya dan si B benar² “LOST CONTACT”

Oke sekarang sampai di akhir cerita : Arti dari judul “19 Bulan 20 Hari Mencari Pasangan” adalah hingga saat sini saya sedang mencari pasangan yang benar² cocok dengan saya. Saya tidak ingin terulang mendapatkan wanita seperti si B ini yang sifatnya tidak baik untuk suatu hubungan. Karena saya benar² ingin ke arah yang lebih serius (Menikah). Tidak mudah mendapatkan pasangan yang benar² sesuai dengan apa yang kita harapkan. “Kenalan/Gebetan” silih berganti mulai dari “Mahasiswi berbagai jurusan, Pramugari Pesawat, Pramugari K.A, Wanita Karir, sampai² saya pernah berkenalan dengan dokter spesialis bedah usia dia sudah 32thn dan sudah mempunyai anak 1, saya tidak dekat dengannya hanya kenal saja namanya pun saya tidak tahu. Ini bukan semata mata saya sombong akan “Kenalan/Gebetan” saya dan bukan berarti tipe saya “High Class”. Itu memang benar adanya tiap kali saya berkenalan tanpa di sengaja profesinya memang seperti itu. Sekarang saya lebih memutuskan untuk tidak melanjutkan “Pendekatan” jika saya sudah merasa tidak di tanggapi dengan baik kepada “Kenalan/Gebetan” saya. Saya pikir itu hanya akan membuang buang waktu & biaya untuk pendekatan jika hasilnya “0 NOL besar” saya akan merasa sangat sedih. Saya berpikir masih banyak cinta di dunia ini, tapi entah siapa nanti yang akan jadi “JODOH” saya?
Satu kalimat dari saya untuk para blogger, kita semua tahu peribahasa “TAK KENAL MAKA TAK SAYANG” menurut pribadi saya kurang setuju dengan peribahasa itu. Harusnya “SUDAH KENAL TAK TENTU DI SAYANG” karena menurut pengalaman saya yang sudah lama “SINGLE” sering kali saya di tolak untuk kencan kepada “Kenalan/Gebetan” saya. Saya pun tidak sembarang untuk mengajak kencan “Kenalan/Gebetan” saya. Sudah pasti yang benar² “SINGLE”. Jadi kesimpulannya berapa lama pun anda “Kenal/Dekat” dengan seseorang belum tentu anda akan menjadi “Pasangannya”. Dan satu lagi saran dari saya. Jika anda mempunyai/memiliki “Kenalan/Gebetan” pastikan anda “Sadar”. Maksud dari “Sadar” adalah anda bisa mengetahui ketika anda berkomunikasi dengan “Kenalan/Gebetan” anda lebih ke arah positif/negatif? (Di tanggapi dengan baik/tidak baik, Peduli/Acuh tak acuh?) anda harus mengetahui itu terlebih dahulu agar tidak terlalu jauh lebih dalam masuk ke kehidupan dia, efeknya dari mengetahui ini adalah anda tidak terlalu sakit hati & bisa segera mencari pasangan lain yang bisa menanggapi dan peduli terhadap maksud anda. Karena komunikasi yang di tanggapi dengan baik & peduli oleh “Kenalan/Gebetan” itu mempengaruhi Mood anda (Perasaan).

Sekian dari saya blogger. Cerita ini bertujuan pembelajaran saya untuk menjadi seorang penulis. Siapa tahu kelak saya bisa membuat "Cerpen/Novel" karya sendiri. Amin... Semoga cerita saya ini bermanfaat untuk semua para “SINGLE” di seluruh dunia. Ambil sisi baiknya & yang tidak baik jangan di ambil. Ingat ya “SINGLE” itu pilihan “JOMBLO” itu nasib. Tapi bukan berarti nasib tidak bisa di rubah. Tetap semangat mencari pasangan terbaik anda.

Terima kasih.